Kementerian Kesehatan setempat melaporkan terdapat 28 kasus dugaan dengan 15 kematian sejauh ini.
Hasil pemeriksaan laboratorium memastikan adanya strain Zaire dari virus Ebola, jenis yang kerap memicu wabah paling mematikan.
Sumber awal wabah terdeteksi setelah seorang perempuan hamil berusia 34 tahun masuk rumah sakit di Provinsi Kasai pada 20 Agustus dengan gejala demam tinggi dan muntah.
Namun, pihak berwenang tidak menyebutkan apakah pasien tersebut masih hidup atau sudah meninggal.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa jumlah kasus kemungkinan masih akan meningkat.
“Penularan masih berlangsung, sehingga kita harus mengantisipasi adanya tambahan kasus dalam beberapa hari mendatang,” ujar juru bicara WHO, seperti dikutip dari
Reuters pada Jumat, 5 September 2025.
Untuk menghadapi situasi darurat ini, WHO menyatakan bahwa Kongo telah memiliki stok pengobatan serta 2.000 dosis vaksin Ervebo yang segera dikirimkan ke Kasai guna memvaksinasi tenaga medis garis depan dan kontak erat pasien.
Selain itu, WHO akan menyalurkan dua ton peralatan medis, termasuk laboratorium portabel, guna memperkuat respons cepat di lapangan.
Ebola merupakan penyakit langka namun kerap berakibat fatal pada manusia. Virus ini menyebar melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh orang yang terinfeksi.
Sejak pertama kali terdeteksi, Kongo telah mengalami lebih dari selusin wabah Ebola. Wabah besar pada 2018–2020 menewaskan hampir 2.300 orang, sedangkan kasus terakhir tercatat pada 2022 di Provinsi Equateur.
BERITA TERKAIT: