Dalam peringatan pada Minggu (11/6), Departemen Meteorologi India mencatat kondisi "fenomenal" di atas Laut Arab timur-tengah dengan kecepatan angin hingga 170 km per jam.
Komunitas nelayan di negara bagian barat Gujarat, Maharashtra, Goa, dan daerah pesisir lainnya, telah disarankan untuk menghentikan semua aktivitas selama lima hari.
Orang-orang di Pakistan juga didesak untuk menjauh dari garis pantai menjelang kedatangan Biparjoy yang berarti "bencana" atau "malapetaka" dalam bahasa Bengali.
Pusat Bencana Pasifik. mengatakan, lebih dari 1,8 juta orang di seluruh India dan Pakistan diperkirakan berada di jalur topan.
“Masyarakat harus waspada terhadap kondisi cuaca dan menghindari pergi ke pantai sedangkan nelayan harus menghindari berperahu di laut lepas,” kata Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional Pakistan, seperti dikutip dari AFP, Senin (12/6).
Media nasional Dawn News Pakistan melaporkan bahwa pihak berwenang di Karachi telah melarang masyarakat mengakses pantai, termasuk memancing, berlayar dan berenang di laut.
Namun, surat kabar itu mengatakan cukup banyak kerumunan yang terlihat di pantai Karachi meskipun ada larangan.
Departemen meteorologi India mengatakan kemungkinan besar badai akan bergerak ke utara sampai Rabu pagi ketika akan bergerak ke timur laut menuju Pakistan.
"Itu akan menghantam pantai antara negara bagian Gujarat dan Pakistan di India sebagai badai siklon yang sangat parah dengan hembusan angin hingga 150 km per jam," kata departemen itu dalam pembaruan Minggu.
Ketua Menteri Provinsi Sindh Pakistan mengatakan pihak berwenang siap untuk merelokasi delapan hingga sembilan ribu keluarga rentan jika diperlukan.
Biparjoy adalah topan terkuat di Laut Arab setelah topan Tauktae, menurut para peneliti.
BERITA TERKAIT: