Di bidang investasi, Retno mengajak mitranya dari Slovenia untuk berinvestasi di industri hilir, termasuk industri mineral yang juga terkait dengan industri manufaktur Slovenia.
"Indonesia sedang mengembangkan industri hilir salah satunya dalam upaya untuk mendorong transisi energi," ujar Retno selama konferensi pers bersama dengan Menlu Fajon di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta pada Rabu (24/5).
Retno menambahkan, bahwa Indonesia juga terbuka untuk investasi dan kerja sama di sektor potensial lainnya seperti energi terbarukan, teknologi, dan inovasi.
Menurut paparan Retno, tahun lalu jumlah investasi Slovenia di Indonesia meningkat signifikan hingga 3,71 juta dolar AS atau Rp 55,3 miliar.
Sementara itu, di bidang perdagangan, Retno mendorong agar perundingan Indonesia-EU CEP segera dilakukan guna meningkatkan volume transaksi kedua negara.
Retno mengatakan total nilai perdagangan Indonesia-Slovenia tercatat meningkat dengan rata-rata 14,71 persen selama 5 tahun terakhir.
"Perdagangan kedua negara mencapai 221,5 juta dolar AS atau Rp 3,3 triliun pada tahun 2022, meningkat 45,4 persen dari periode yang sama pada tahun 2021," ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Menlu Fajon juga sempat mengemukakan arti penting Indonesia sebagai mitra utama dalam kerja sama bilateral di Asia dan mengajukan Slovenia sebagai pintu gerbang perdagangan dengan memanfaatkan Pelabuhan Koper sebagai akses pasar ke Eropa.
Indonesia sendiri menjadi salah satu negara tujuan dalam kunjungan Menlu Fajon ke Asia Tenggara setelah dilantik pada Juni 2022 lalu.
Kunjungan tersebut merupakan yang pertama bagi Menlu Slovenia, sejak kunjungan terakhir yang dilakukan tahun 2006, atau 17 tahun lalu.
BERITA TERKAIT: