Mereka memutuskan berhenti setelah berbulan-bulan menyaksikan ladang yang mereka tanami nampak suram di tengah musim kering yang panjang. Tidak ada gunanya memanen biji-bijian kecil di ladang gersang itu, dan sulit untuk terus menanam saat hasilnya jauh dari harapan.
"Rasanya seperti melihat orang yang dicintai mengalami penyakit mematikan," kata seorang petani di Sharon Springs, Kansas, dekat perbatasan Colorado, seperti dikutip
Reuters, Senin (22/5).
Tahun ini akan menjadi tahun memprihatinkan dengan perkiraan petani hanya akan menghasilkan 191,4 juta gantang gandum, terkecil sejak 1963, menurut perkiraan pemerintah.
Dengan perginya para petani dari sekian hektar ladang mereka, itu juga berarti mimpi buruk bagi pembeli biji-bijian. Beberapa petani yang masih bertahan dengan gandumnya mati, mungkin akan menanam sorgum dalam upaya produksi tanaman musim semi ini.
Pekan lalu, Departemen Pertanian AS dalam laporannya mengatakan, ada sekitar 33 persen ladang yang ditanam akan ditinggalkan petani, tertinggi sejak Perang Dunia I.
Kondisi tanaman menunjukkan hasil yang mirip dengan tahun 1989, ketika petani tidak memanen 28 persen dari gandum yang mereka tanam, kata Justin Gilpin, CEO Komisi Gandum Kansas.
Kansas adalah produsen gandum terbesar AS. Dengan para petani meninggalkan ladang, stok pengekspor gandum terbesar kelima dunia ini diperkirakan jatuh ke level terendah dalam 16 tahun.
BERITA TERKAIT: