Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir mengunjungi kompleks Masjid Al Aqsa, sebuah langkah kontroversial di tengah meningkatnya ketegangan di Yerusalem timur yang dianeksasi.
Selama kunjungan Minggu, Ben Gvir mengatakan bahwa ia bebas berkunjung ke situ suci itu kapan pun dan mengatakan ia tidak khawatir pada ancaman Hamas, kelompok militan yang menguasai Jalur Gaza yang diblokade.
Ben Gvir bahkan mengatakan, "kami yang bertanggung jawab di sini!"
Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga dalam Islam dan dikelola oleh Yordania. Kompleks itu juga merupakan situs paling suci bagi orang Yahudi, yang berdoa di bawahnya di Tembok Barat
Di bawah status quo, pengaturan yang telah berlaku selama beberapa dekade yang bekerja sama dengan Yordania, orang Yahudi dan non-Muslim lainnya diizinkan mengunjungi Masjid Al-Aqsa selama jam-jam tertentu tetapi tidak boleh berdoa di sana.
Dalam beberapa tahun terakhir, nasionalis agama Yahudi, termasuk Ben Gvir dan anggota koalisi pemerintahan baru, berulang kali menyerukan kunjungan ke situs tersebut dan menuntut hak ibadah yang sama bagi orang Yahudi di sana, membuat marah orang Palestina dan Muslim di seluruh dunia.
Kunjungan Minggu terjadi hanya berselang tiga hari setelah kelompok Yahudi fanatik bersama warga Israel lainnya menyerbu Masjid Al Aqsa di bawah perlindungan polisi Israel dalam rangka Pawai Bendera yang menandai Hari Yerusalem. Ben Gvir diketahui juga terlihat di antara mereka.
Yordania mengecam tindakan Ben Gvir sebagai "langkah provokatif" dan "eskalasi yang berbahaya dan tidak dapat diterima".
Ini "mewakili pelanggaran hukum internasional yang mencolok dan tidak dapat diterima, dan status quo sejarah dan hukum di Yerusalem dan tempat-tempat sucinya", kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Sinan Majali, seperti dikutip dari Times of Israel.
Kantor Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, merusak Masjid Al Aqsa sama dengan bermain api.
"(Itu) akan mendorong kawasan itu ke dalam perang agama dengan konsekuensi yang tak terbayangkan yang akan mempengaruhi semua orang," kata Juru Bicara Abbas, Nabil Abu Rudeineh, dalam pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita Palestina Wafa.
Mesir, juga Qatar dan Arab Saudi, yang tidak memiliki hubungan dengan Israel, mengeluarkan pernyataan yang mengecam keras kunjungan Ben-Gvir.
Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab juga telah mengeluarkan kecamannya dan meminta agar Israel menghentikan eskalasi dan menghindari ketegangan yang memburuk.
Turki juga menyebut kunjungan Ben Gvir yang "menyerbu" situs tersebut sebagai "pelanggaran yang jelas terhadap hukum internasional."
BERITA TERKAIT: