Pasalnya kasus yang dilaporkan terus meningkat hingga mencapai lebih dari 1.000 kasus, merujuk pada data Kementerian Kesehatan dan Perawatan Anak Zimbabwe yang dirilis pada Kamis (18/5).
"Hingga 16 Mei 2023, total kumulatif tercatat 1.017 kasus kolera, enam kematian yang dikonfirmasi laboratorium, dan 20 kematian yang diduga berkaitan dengan penyakit kolera," ungkap laporan tersebut, seperti dimuat
China Org.
Menurut kementerian, terdapat 288 kasus baru, dengan 51 orang dirawat di rumah sakit karena kolera pada 15 Mei, sementara tingkat kesembuhan nasional mencapai 92 persen.
Merujuk pada kasus terbaru, Provinsi Matabeleland Selatan adalah yang tertinggi dengan 96 kasus, diikuti oleh Provinsi Manicaland dengan 89 kasus, kemudian Harare dengan 80 kasus.
Kendati demikian, Kementerian mengatakan, ibu kota Harare masih menjadi pusat penyebaran kolera karena wilayah itu memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan kondisi hidup yang tidak layak maupun higienis.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kolera umumnya tertular dari makanan atau air yang terkontaminasi, sehingga menyebabkan gejala berupa diare dan muntah yang berkepanjangan.
WHO memperingatkan tentang risiko kolera yang sangat tinggi pada lingkungan yang memiliki pembuangan air limbah yang terhambat atau sumber air minum yang tidak terjamin kebersihannya.
BERITA TERKAIT: