Hal tersebut diumumkan oleh Departemen Hubungan dan Kerja Sama Internasional (DIRCO) Afrika Selatan, pada Jumat (12/5).
“Menyusul pertemuan hari ini, Duta Besar Reuben Brigety mengakui telah melewati batas dan meminta maaf tanpa pamrih kepada Pemerintah dan rakyat Afrika Selatan,” kata DIRCO dalam sebuah pernyataan.
DIRCO menuturkan, Afrika Selatan adalah negara yang netral terutama dalam konflik di Ukraina. Atas sikap Brigety itu, Pemerintah akan mengadakan pertemuan dan menyampaikan ketidaksenangannya atas tuduhan yang dikatakan oleh duta besar tersebut.
Menurut badan tersebut, negaranya telah dikenal secara global sebagai negara yang memiliki salah satu proses paling ketat saat menjual senjata ke negara lain. Untuk itu, tudingan yang menyebut bahwa Afrika Selatan memasok senjata untuk Moskow merupakan tuduhan yang sangat tidak berdasar.
“Prosesnya dikelola oleh Komite Kontrol Senjata Konvensi Nasional (NCACC), yang dibuat melalui Undang-Undang Parlemen, Undang-Undang Kontrol Senjata Konvensional Nasional 41 tahun 2002 (Undang-Undang NCAC), dan Konstitusi,” tutur DIRCO dalam penjelasannya.
Berdasarkan laporan yang dimuat
Anadolu Agency, Sabtu (13/5), diplomat AS mengatakan bahwa sebuah kapal kargo Rusia, Lady R, yang berlabuh di pangkalan angkatan laut Simon's Town di Cape Town dari 6-8 Desember lalu telah memuat senjata dan amunisi saat kembali ke Rusia.
Atas tuduhan yang sempat geger itu telah membuat Kepresidenan Afrika Selatan segera menyelidiki kasus tersebut secara independen yang dipimpin oleh seorang pensiunan hakim.
Akan tetapi, dalam pertemuan yang diadakan dengan Brigety, ia segera meralat pernyataannya dengan menyampaikan permohonan maafnya kepada negara tersebut atas kesalahpahaman yang ditimbulkan, dan berharap dapat mengembalikan lagi kemitraan yang kuat antar kedua negara.
“Saya berterima kasih atas kesempatan untuk berbicara dengan Menteri Luar Negeri Naledi Pandor malam ini dan mengoreksi kesalahpahaman yang ditinggalkan oleh pernyataan publik saya. Dalam percakapan kami, saya menegaskan kembali kemitraan yang kuat antara kedua negara kami dan agenda penting yang telah diberikan oleh Presiden kami kepada kami,” tulis Brigety dalam pernyataannya di Twitter.
Namun atas tuduhan yang terlanjur dilayangkan itu, DIRCO mendesak agar Kedutaan Besar AS di Pretoria menggunakan saluran diplomatiknya yang sudah ada untuk menyampaikan kejelasan tentang kesalahpahaman yang mungkin telah menimbulkan ketegangan dalam hubungan tersebut.
BERITA TERKAIT: