Menurut Akademisi sekaligus Direktur Institut Hubungan Australia-Tiongkok di Universitas Teknologi Sydney, Profesor James Laurenceson, meski kunjungan itu secara resmi belum diumumkan, akan tetapi rencana itu telah tersebar luas di kalangan pemerintah yang merupakan berita besar bagi mereka
"Qin Gang mengunjungi Australia adalah berita besar, karena dia akan menjadi pejabat tertinggi China yang datang sejak pencairan bilateral," ujarnya, seperti dimuat
Straits Times.
Pada 2020 lalu hubungan diplomatik kedua negara telah membeku, ketika China marah dengan mulai membatasi lusinan ekspor Australia, setelah negara itu menyerukan penyelidikan internasional terkait asal usul pandemi Covid-19 yang banyak mengarah ke China.
Namun, hubungan itu mulai mencair kembali usai Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong melakukan kunjungannya lebih dulu ke Beijing pada Desember lalu.
“Kunjungan timbal balik yang dilakukan Qin Gang ini untuk Dialog Luar Negeri dan Strategis 2023, yang merupakan bagian dari pemulihan normal diplomasi bilateral,” tambah Prof Laurenceson.
Sementara Menteri Perdagangan Australia Don Farrell dan timpalannya rencananya akan bertemu lebih dulu di Beijing pada Jumat (12/5) ini untuk mendorong penghapusan semua hambatan perdagangan pada ekspornya, mengingat Beijing merupakan salah satu mitra dagang terbesar Canberra.
Pemulihan hubungan bilateral itu tengah gencar diupayakan kedua negara di tengah banyaknya gesekan yang terjadu antara China dan Australia, dengan baru-baru ini China menuduh Australia berusaha menyabotase hubungan negaranya dengan Fiji.
BERITA TERKAIT: