Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

China Tuding Australia Sabotase Hubungannya dengan Fiji

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Kamis, 11 Mei 2023, 12:22 WIB
China Tuding Australia Sabotase Hubungannya dengan Fiji
Ilustrasi/Net
rmol news logo China menuduh Australia mencoba menyabotase hubungan Beijing dengan Fiji di tengah ketegangan hubungan yang meningkat antara kedua negara itu.

Sejak Perdana Menteri Fiji Sitiveni Rabuka mengambil alih kekuasaannya pada tahun lalu, muncul kabar bahwa negara itu akan mengakhiri pakta keamanannya dengan Beijing, dengan baru-baru ini menyepakati kerja sama pertahanan baru dengan Australia.

PM Rabuka berulang kali menuturkan bahwa ia akan mengakhiri perjanjian kerja sama pertukaran polisi yang disepakati 2011 lalu oleh pemerintahan mantan PM Frank Bainimarama dengan China, karena ia lebih ingin memiliki kerja sama dengan negara yang memiliki sistem peradilan dan demokrasi yang serupa dengan negaranya, seperti Australia dan Selandia Baru.

Hal tersebut telah membuat China menuding pihak Australia telah memengaruhi hubungannya dengan Fiji.

"Negara-negara lain dengan sengaja mencoba mempengaruhi hubungan antara Beijing dan Suva," kata pernyataan Kedutaan Besar China di Fiji yang menyoroti Australia.

"China berharap pihak terkait (Fiji) akan meninggalkan prasangka ideologis, dan memandang penegakan hukum dan kerja sama polisi antara China dan Fiji secara objektif dan rasional," tambah pernyataan itu, yang dimuat ANI News, Kamis (11/5).

Menanggapi kritikan China itu, Menteri Dalam Negeri Fiji, Pio Tikoduadua yang bertanggung jawab atas pasukan pertahanan dan polisi membantah perjanjian itu telah dibatalkan. Menurutnya, pihaknya hanya sedang meninjau kerja sama pertahanan tersebut dan belum memutuskan apapun.

"Kami ingin meninjau ketentuan yang mengatur hubungan antara pemerintah China dan Fiji terkait keamanan. Itulah yang kami lakukan, kami mengikuti prosesnya," ujarnya.

Lebih lanjut menteri tersebut menegaskan bahwa negaranya akan terus mengikuti kesepakatan Memorandum of Understanding (MoU) bersama Beijing, dan akan memberikan pemberitahuan keputusannya enam bulan sebelum mereka benar-bernar mengakhiri perjanjian tersebut.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA