Pertemuan itu dipimpin langsung oleh Menlu Indonesia Retno Marsudi di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, pada Selasa (9/5).
Dalam sambutan pembuka, Menlu Retno mengungkapkan empat topik utama yang akan dibahas selama pertemuan para Menlu.
Topik pertama dikatakan Retno terkait ASEAN Matters: Epicentrum of Growth yang berhubungan dengan ASEAN Community Building.
"Di bawah agenda ini, kami akan membahas dan merekomendasikan kepada para pemimpin kami bagaimana membangun landasan yang kuat untuk masa depan ASEAN," ujarnya.
Pembahasan kedua disebut Retno akan berfokus pada pembaruan aksesi ke Treaty of Amity and Cooperation (TAC) ASEAN.
Kemudian ketiga, kata Retno, para Menlu akan merangkum hasil diskusi tentang implementasi 5 Point Consensus Myanmar yang sempat dibicarakan mereka selama makan malam kerja pada Senin (8/5).
Isu terakhir yang akan dibahas ialah implementasi ASEAN Outlook on the Indo Pacific (AOIP) yang efektif di kawasan.
Menurut Menlu, implementasi AOIP menjadi lebih penting saat ini, terutama untuk mencapai cita-cita ASEAN sebagai perisentrum perdamaian, stabilitas dan kemakmuran kawasan.
"Inilah mengapa implementasi AOIP menjadi lebih penting saat ini. Oleh karena itu, kita perlu bekerja lebih keras, bukan bisnis seperti biasa," kata Menlu.
Pertemuan Menlu ASEAN merupakan bagian dari salah satu rangkaian acara menuju KTT puncak ASEAN ke-42 yang dijadwalkan digelar selama dua hari pada 10-11 Mei 2023.
Menurut Kementerian Luar Negeri RI, KTT esok hari hanya akan dihadiri oleh delapan kepada negara, pemimpin Myanmar dan Thailand dilaporkan absen.
Pemimpin Thailand menyatakan tidak dapat hadir karena waktunya yang sangat dekat dengan pemilihan umum yang akan digelar 14 Mei mendatang.
Sementara Myanmar yang saat ini dipimpin oleh junta militer, tidak datang ke pertemuan karena para anggota ASEAN setuju tidak mengundang mereka.
BERITA TERKAIT: