Dalam KTT Khusus ASEAN-Australia di Melbourne, Selasa (5/3) Australia membentuk Fasilitas Pembiayaan investasi senilai 2 miliar dolar Australia atau setara dengan Rp20,4 triliun sebagai bagian dari rangkaian inisiatif ekonomi.
Fasilitas Pembiayaan Investasi tersebut dikelola oleh lembaga Pembiayaan Ekspor Australia.
Berdasarkan keterangan tertulis Kedutaan Besar Australia di Jakarta yang diterima
Kantor Berita Politik RMOL, inisiatif ini memenuhi rekomendasi dari Invested: Australia’s Southeast Asia Economic Strategy to 2040, yang diluncurkan tahun lalu oleh PM Albanese untuk memperdalam hubungan ekonomi Australia di kawasan dan memastikan kemakmuran bersama.
Berbicara di hadapan 100 CEO asal Australia dan Asia Tenggara di KTT Khusus ASEAN-Australia, Albanese mengatakan paket inisiatif tersebut mewakili fase selanjutnya dari respons pemerintah terhadap rekomendasi Strategi Ekonomi Asia Tenggara.
Ia mengatakan bahwa Australia meluncurkan Program Kemitraan untuk Infrastruktur di mana pihaknya berkomitmen untuk memberikan dana tambahan sebesar 140 juta dolar Australia atau sekitar Rp1,4 triliun.
Selanjutnya, Australia juga meluncurkan ‘Landing Pads’ baru di Jakarta, Indonesia dan Ho Chi Minh City di Vietnam sebagai pusat regional untuk mendorong ekspor teknologi Australia ke dua kawasan tersebut dan mendorong transformasi digital Asia Tenggara.
Lalu, Australia juga berkomitmen untuk meningkatkan akses visa untuk Asia Tenggara. Visa Pengunjung Bisnis akan diperpanjang dari tiga tahun menjadi lima tahun. Visa Frequent Traveller yang sudah berlaku selama sepuluh tahun akan diperpanjang untuk negara-negara anggota ASEAN dan Timor Leste yang memenuhi syarat.
"Masa depan ekonomi Australia terletak di wilayah kita. Saya bangga memimpin pemerintahan yang memperkuat hubungan perdagangan dan investasi dengan Asia Tenggara, yang secara langsung berkontribusi pada kemakmuran ekonomi kita bersama," ujar Albanese.
BERITA TERKAIT: