Begitu yang disampaikan Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Sudan, Rif'an Ali Hafidz kepada
Kantor Berita Politik RMOL pada Selasa (18/4).
Menurut paparannya, hingga kini pemadaman listrik masih terus berlangsung. Rif'an menyebut listrik di sana sulit pulih karena terjadi kerusakan di bagian penyedia layanan energi setempat.
"Beberapa wilayah yang terdampak pemadaman listrik hingga detik ini masih belum menyala. Ada kerusakan di bagian penyedia layanan listrik pusat," ungkap Rif'an.
Pemadaman yang terus berlanjut, dikatakan Rif'an telah berdampak pada pasokan air dan energi di rumah-rumah warga. Untuk itu warga meminta bantuan rekan-rekan di luar Arkawit yang tidak terdampak pemadaman, untuk mengisi bank daya.
Di samping itu, menurut Rif'an, persediaan air dan makanan di beberapa tempat kemungkinan hanya cukup untuk beberapa hari ke depan.
Tetapi, ia tidak bisa memastikan apakah akan benar-benar cukup. Sebab perang antara dua kekuatan militer di Sudan berpotensi memakan waktu yang sangat lama.
"Kami tidak bisa memastikan kondisi akan selesai dalam waktu cepat atau tidak. Perang ini sangat tidak terprediksi. Karena kedua pihak berkonflik sangat kuat dan punya bekingan," jelasnya.
Kendati demikian, per Selasa pagi (18/4), Rif'an mengatakan kondisi di Khartoum jauh lebih tenang. Meskipun masih terdengar beberapa dentuman senjata berat dan ringan serta suara pesawat.
BERITA TERKAIT: