Juru Bicara Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Vincent Magwenya, mengungkapkan keresahannya pada Rabu (12/4).
"Semua kepala negara diharapkan menghadiri KTT. Tapi sekarang kami memiliki kunci pas dalam bentuk surat perintah ICC ini," kata Magwenya, seperti dikutip dari
Africa News, Kamis (13/4).
BRICS adalah Blok lima kelompok ekonomi berkembang terkemuka yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan.
Sejauh ini, Pretoria memiliki hubungan dekat dengan Moskow. Pretoria termasuk yang menolak mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, dan juga menjadi tuan rumah latihan militer bersama yang kontroversial dengan Rusia dan China, yang bertepatan dengan peringatan satu tahun dimulainya perang.
Sebagai anggota ICC, Afrika Selatan menghadapi dilema diplomatik setelah dikeluarkannya surat perintah penangkapan tersebut, yang berarti negara itu harus melakukan penangkapan terhadap Putin saat orang nomor satu di Rusia itu menjejakkan kakinya di sana.
Pemimpin Rusia itu dituduh memerintahkan pemindahan anak-anak Ukraina secara tidak sah dan memindahkan mereka ke Rusia selama perang yang sedang berlangsung.
Afrika Selatan mengatakan sedang mencari cara untuk mengatasi masalah ini.
Surat kabar lokal, City Press menyarankan agar Pretoria memutuskan untuk mengadakan pertemuan campuran dengan beberapa pemimpin hadir secara fisik sementara yang lain, seperti Putin, hadir secara virtual.
Partai oposisi terkemuka, Aliansi Demokratik, telah menyerukan agar presiden Rusia ditangkap jika dia benar-benar datang ke Afrika Selatan dan ICC.
Tetapi partai-partai kiri, termasuk Partai Komunis Afrika Selatan - sekutu dekat Kongres Nasional Afrika yang berkuasa - telah mendesak pemerintah untuk menyambut Putin dan menarik diri dari ICC.
BERITA TERKAIT: