Dalam keterangannya, IDF mengatakan serangan yang dilakukannya ke terowongan teroris di Beit Hanoun dan Khan Younis sebagai bagian dari misi Guardian of the Walls.
IDF juga memastikan bahwa serangan yang mereka luncurkan tidak menimbulkan ancaman bagi warga sipil karena kedua terowongan itu tidak menjadi perlintasan warga.
IDF mengatakan serangan itu merupakan tanggapan atas pelanggaran keamanan oleh Hamas dalam beberapa hari terakhir. Dikatakan Hamas bertanggung jawab atas setiap serangan yang datang dari Jalur Gaza.
Setelah serangan udara, Kementerian Kesehatan Gaza mengeluarkan pernyataan.
"Kami mengikuti perkembangan lapangan sebagai akibat dari eskalasi Israel di Jalur Gaza, dan kami mengonfirmasi bahwa tidak ada korban luka yang sampai ke rumah sakit di Jalur Gaza sampai sekarang," kata Kementerian tersebut, seperti dikutip dari
The National.
Serangan udara itu terjadi ketika Kabinet Keamanan Israel mengadakan pertemuan untuk membahas tanggapan atas apa yang digambarkan oleh IDF sebagai salvo roket terbesar sejak perang 2006 ke Israel utara. Sebagian besar dari 34 proyektil berhasil dicegat, tetapi ada dua luka ringan dan satu kebakaran.
Sebelumnya pada Kamis, Israel menyerang Lebanon selatan dengan tembakan artileri setelah roket diluncurkan melintasi perbatasan, yang bisa menjadi eskalasi terbesar antara kedua negara dalam satu dekade.
Mereka segera menuduh kelompok-kelompok Palestina menembakkan rentetan roket lintas batas.
"Kami akan membalas musuh kami dan mereka akan membayar harga untuk setiap tindakan agresi," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu setelah pertemuan Kabinet pada Kamis malam untuk mengatasi kerusuhan yang meningkat di seluruh negeri .
“Musuh kita akan belajar lagi bahwa selama masa perang, warga Israel berdiri bersama dan bersatu, dan mendukung tindakan IDF dan pasukan keamanan lainnya untuk melindungi negara kita dan warga negara kita," katanya.
BERITA TERKAIT: