Menteri Pertahanan Latvia, Inara Murniece mengatakan, partisipasi warga sangat diperlukan untuk memperkuat pertahanan nasional di tengah ancaman perluasan perang.
"Kami harus memastikan bahwa Latvia tidak hanya dilindungi oleh sistem senjata tetapi juga sebagian besar masyarakat yang siap untuk aksi militer,†ujarnya selama rapat anggota parlemen, seperti dimuat The Defense Post pada Kamis (7/4).
Sejak bergabung dengan NATO tahun 2004, Latvia tidak lagi mewajibkan warganya mengikuti pelatihan militer.
Negara berpenduduk di bawah dua juta orang dan berbatasan dengan Belarusia dan Rusia itu, saat ini hanya memiliki 7.500 tentara aktif dan anggota Garda Nasional, serta didukung oleh 1.500 tentara NATO.
Wajib militer akan berlaku untuk pria berusia 18 hingga 27 tahun, dengan beberapa opsi tersedia untuk memenuhi persyaratan tersebut.
Selain itu, akan ada alternatif layanan non-tempur bagi mereka yang tidak memenuhi syarat karena alasan kesehatan atau agama.
Meski begitu, pemberlakuan kembali wajib militer baru akan resmi dilakukan setelah Presiden memberikan ratifikasi.
BERITA TERKAIT: