"Sekitar 500 demonstran telah ditahan oleh polisi, dan 283 dari mereka dibebaskan," tulis laporan dari media lokal Prancis yang dikutip
Anadolu Agency, Minggu (19/3).
Aksi protes dan bentrokan yang terus meletus di seluruh Prancis terjadi sejak pemerintah memberlakukan aturan reformasi pensiun tanpa pemungutan suara.
UU kontroversial yang akan diadopsi oleh Presiden Emmanuel Macron, berencana menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun pada tahun 2030 kepada masyarakat Prancis.
Akibatnya, masyarakat Prancis harus melewati 43 tahun waktu untuk bekerja agar dapat memenuhi syarat pensiun penuh.
Langkah tersebut lantas memicu kecaman keras, termasuk dari anggota parlemen oposisi dan ratusan ribu masyarakat yang turun ke jalan menyerukan mosi tidak percaya kepada para oposisi.
Beberapa anggota parlemen oposisi telah mengajukan dua mosi tidak percaya terhadap pemerintah, yang akan diperdebatkan di parlemen pada Senin sore (20/3) waktu setempat.
Sementara, baru-baru ini, kantor dari ketua Partai Republik Eric Ciotti di kota Nice, yang menolak melakukan mosi tidak percaya, diserang oleh para pengunjuk rasa, yang diduga bertujuan untuk menekannya agar ia memilih tindakan tersebut, untuk membatalkan rencana pemerintah.
BERITA TERKAIT: