Menurut pakar kesehatan, ratusan ribu pengungsi di kamp berisiko tinggi tertular wabah tersebut, lantaran kondisi kamp biasanya tidak memiliki air bersih, dan kurangnya sanitasi yang baik.
Menanggapi kekhawatiran itu, Sekretaris Kesehatan Charles Mwansambo mengakui risiko tersebut, namun ia mengatakan pemerintah telah bekerja sama dengan berbagai lembaga kesehatan untuk meminimalisir ancaman wabah kolera.
"Kementerian dan lembaga kesehatan lainnya sedang bekerja bahu membahu untuk memperketat upaya dan memastikan tanggapan segera," kata Mwansambo.
Berdasarkan laporan yang dimuat
CGTN pada Jumat (17/3), sebanyak 183.159 orang tercatat berada di tempat pengungsian, dengan 300 kamp telah didirikan.
“(Banyaknya pengungsi) menjadi semakin menantang untuk mengatur penyediaan air bersih dan makanan, yang berpotensi mengancam nyawa banyak orang,†kata Direktur program dan pengembangan Masyarakat Palang Merah Malawi, Prisca Chisala.
Sejauh ini menurut otoritas kesehatan, sejak Maret 2022 lalu, Malawi melaporkan 54.120 kasus, dengan 1660 kematiaan.
BERITA TERKAIT: