Berdasarkan hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Akademi militer Swiss dan Pusat Studi Keamanan Universitas ETH Zurich, 55 persen penduduk Swiss lebih menyukai hubungan yang lebih dekat dengan NATO, tetapi tidak setuju untuk bergabung dengan aliansi militer tersebut.
Jajak pendapat sendiri telah dilakukan sejak Januari 2023, dan baru diterbitkan pada Kamis (16/3), seperti dimuat
Swiss Info.
Hanya sepertiga dari responden yang ingin Swiss mendaftarkan keanggotaan NATO.
Angka dukungan terbaru naik 10 poin persentase dari survei Januari 2021, menandakan perubahan opini publik dalam melihat dampak perang Rusia dan Ukraina bagi negara Eropa, terutama Swiss.
Hal itu juga diakui Kementerian Pertahanan Swiss yang menyebut netralitas negara telah berubah menjadi lebih kritis saat ini, terutama dengan jalinan kerjasama yang lebih terbuka.
"Ini adalah pertama kalinya mayoritas kecil penduduk berpendapat demikian,†kata kementerian.
Swiss memang bukan anggota NATO, tetapi tetap memiliki jalinan kerjasama dengan aliansi pertahanan dalam Kemitraan untuk Perdamaian dan Dewan Kemitraan Euro-Atlantik, di mana Swiss dapat menyuarakan keprihatinan tentang masalah kebijakan luar negeri dan keamanan.
Prinsip netralitas Swiss tetap mendapat dukungan tinggi dengan 91 persen suara, meski angka tersebut turun enam poin persentase dibanding Januari 2022.
Dalam beberapa pekan terakhir, Kyiv dan sekutu Barat telah meningkatkan kritik terselubung terhadap posisi Swiss. Sebab, meski telah memberlakukan sanksi untuk Rusia, Swiss masih belum mengizinkan ekspor ulang senjata buatannya ke Ukraina.
BERITA TERKAIT: