Panglima angkatan udara Mali, Jenderal Alou Boi Diarra mengatakan sekitar 20 pesawat tempur dari Rusia dan belasan drone dari Turki telah sampai di negara Afrika Barat itu pada Kamis (16/4).
Sebuah upacara penyerahan senjata juga digelar dan dihadiri langsung oleh pemimpin junta Mali, Kolonel Assimi Goita, serta diplomat Rusia dan Turki.
Menurut Menteri Pertahanan Kolonel Sadio Camara, Rusia kembali mengirim lebih banyak pesawat tempur rancangan Ceko Albatros L-39, setelah pengiriman terakhir pada Januari lalu.
Sementara drone Turki jenis Bayraktar-TB2, disebut Menhan, mampu membantu misi pengintaian dan pengawasan pasukan menjadi lebih akurat.
Mengutip
Al Arabiya, Mali menjalin kemitraan militer yang erat dengan Rusia dan Turki untuk memberantas pemberontakan ekstremis yang telah menciptakan krisis ekonomi dan politik sejak 2012 lalu.
Setalah dikuasai Junta militer pada 2020, hubungan Mali dengan pengaruh kolonial Prancis terputus. Rusia hadir menggantikan posisi tersebut.
BERITA TERKAIT: