Kedua belah pihak melakukan pembicaraan rahasia selama empat hari di Beijing, yang berakhir pada Jumat (10/3). Delegasi Iran dipimpin oleh pejabat tinggi keamanan Ali Shamkhani, sementara Arab Saudi dipimmpin oleh keamanan nasional Arab Saudi Musaed bin Mohammed Al-Aiban.
Hasilnya, Iran dan Arab Saudi sepakat untuk membuka kembali kedutaan dalam dua bulan ke depan. Keduanya berjanji untuk memulai kembali pakta kerja sama keamanan tahun 2001, serta perjanjian lain yang ditujukan untuk perdagangan dan investasi.
"Kesepakatan tersebut mencakup penegasan mereka akan penghormatan terhadap kedaulatan negara dan tidak mencampuri urusan dalam negeri," kata pernyataan keduanya bersama China, seperti dikutip
AP.
Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada tahun 2016 setelah kedutaannya di Teheran diserbu selama perselisihan antara kedua negara atas eksekusi Riyadh terhadap seorang ulama Muslim Syiah.
Tiga tahun kemudian, pada 2019, Arab Saudi menyalahkan Iran atas serangan rudal dan drone di fasilitas minyaknya serta serangan terhadap kapal tanker. Iran membantah tuduhan itu.
Gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman juga telah melakukan serangan rudal lintas batas dan pesawat tak berawak ke Arab Saudi, yang memimpin koalisi melawan Houthi, dan pada tahun 2022 memperluas serangan ke Uni Emirat Arab.
BERITA TERKAIT: