Ekosistem digital terbesar di Indonesia itu mengantongi EBITDA disesuaikan positif sepanjang tahun lalu.
EBITDA GOTO disesuaikan tumbuh 348 persen (yoy) dan 191 persen secara kuartalan, mencapai Rp399 miliar pada kuartal IV/2024. Adapun, EBITDA yang disesuaikan GOTO pada 2024 tercatat sebesar Rp386 miliar.
Realisasi EBITDA itu melampaui target GOTO mencapai titik impas atau breakeven dari posisi minus Rp2,25 triliun pada 2023. Manajemen GOTO menyebut realisasi itu ditopang oleh pertumbuhan pendapatan dan perbaikan dari sisi efisiensi biaya.
EBITDA adalah Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization, yang merupakan pengukuran keuangan yaitu pendapatan sebelum bunga, pajak dan amortisasi.
Dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) GOTO meraih pendapatan bersih Rp15,89 triliun. Angka itu naik 8 persen dari Rp14,78 triliun pada 2023.
Pendapatan bersih GOTO didapat dari imbalan jasa Rp5,8 triliun, jasa pengiriman Rp5,34 triliun, pinjaman Rp1,93 triliun, imbalan jasa e-commerce Rp621,87 miliar, imbalan iklan Rp554,99 miliar, dan lain-lain Rp1,63 triliun.
Gross transaction value (GTV) tercatat tumbuh 58 persen (yoy) menjadi Rp268,2 triliun sepanjang 2024. Adapun, GTV Grup pada 2024 naik 29 persen (yoy).
Direktur Utama Grup GoTo Patrick Walujo, mengatakan, sepanjang 2024 pihaknya terus mencari cara baru dan efektif untuk memenangkan persaingan ketat dalam menjangkau konsumen Indonesia.
BERITA TERKAIT: