Begitu yang disampaikan oleh dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Sri Yunanto dalam seminar internasional
"75 Year of India Independence: Progress Jammu and Kashmir" yang diselenggarakan oleh FISIP UMJ pada Jumat (3/2).
Dalam pemaparannya, Sri menjelaskan, sebagai negara demokrasi besar, India dan Indonesia sama-sama memiliki potensi ekonomi yang luas, kekuatan militer dunia yang kuat, dan memiliki berbagai macam kesamaan dalam sejarahnya.
"India dan Indonesia berbagi takdir dan pengalaman kolonialisme yang sama, sebab kami (Indonesia) juga pernah dijajah oleh Inggris," ujarnya.
Pada awal tahun kemerdekaan, India dan Indonesia juga memiliki beragam masalah yang sama. Seperti banyaknya gerakan pemberontakan yang ingin memisahkan diri dari negara.
India memiliki persoalan perihal Jammu dan Kashmir (J&K) dengan Pakistan yang berlarut-larut.
Pakistan, dengan serangan terornya terus mengancam keselamatan masyarakat J&K yang telah membuat pemerintah India mengambil keputusan menghapus status khusus J&K berdasarkan pasal 370 pada 2019 lalu, dan membawa wilayah itu di bawah kendali India langsung.
Sedangkan Indonesia, menurut Sri, juga memiliki permasalahan yang sama, yaitu konflik dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yang meminta memisahkan diri dari Indonesia, karena pemerintah pusat telah mengingkari janji politik untuk menegakkan syariat Islam di Aceh.
BERITA TERKAIT: