Hal itu dikatakan pada Jumat (27/1), sebagai salah satu upaya untuk meredakan aksi protes yang telah menewaskan puluhan orang, karena menuntut pengunduran dirinya.
Awalnya, kongres akan memperdebatkan proposal untuk memajukan pemilu pada April 2024, dari jadwal sebelumnya yang ditetapkan yaitu 2026 mendatang. Akan tetapi, beberapa legislator telah mengusulkan untuk memajukan pemilu lebih cepat lagi, pada tahun ini.
"Pemilihan nasional dapat dilakukan pada bulan Desember atau lebih cepat, tergantung pada seberapa cepat proposal tersebut disahkan," ujar Boluarte.
Dimuat
Reuters pada Sabtu (28/1), Boluarte yang baru menjadi presiden pada Desember kemarin karena menggantikan Presiden Pedro Castillo yang dicopot dari jabatannya dan ditahan, telah menyebabkan aksi protes yang terus meluas hingga kini.
Protes pecah di seluruh negeri yang telah merusak infrastruktur negara dengan total kerugian lebih 1 miliar dolar AS (Rp 14 triliun), menurut pemerintah pada pekan ini, tindakan keras oleh pasukan keamanan lantas dilakukan oleh aparat keamanan setelah Peru menyatakan keadaan daruratnya, atas instruksi dari Boluarte.
BERITA TERKAIT: