Dalam wawancaranya dengan
Izvestia pada Selasa (10/1) Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrey Rudenko menekankan bahwa Rusia terus mengembangkan kerja sama dengan negara-negara Asia di berbagai bidang, termasuk bidang perdagangan, ekonomi dan investasi, proyek infrastruktur bersama, energi dan pasokan makanan.
"Pengalaman Rusia dibutuhkan oleh mitra Asia kami di bidang penanggulangan tantangan dan ancaman baru, termasuk memerangi terorisme, perdagangan narkoba, dan kejahatan lintas batas," papar Rudenko.
Rusia menempati peringkat tinggi dalam prioritas kebijakan luar negeri negara-negara di kawasan dan dalam penguatan kemampuan pertahanan.
"Aspek kemanusiaan, seperti pertukaran pendidikan, pariwisata dan perawatan kesehatan, mendapatkan prioritas utama dalam agenda Rusia-Asia," tambahnya.
Ia menggarisbawahi pencapaian kemitraan Rusia dengan ASEAN yang pada tahun ini memasuki dekade keempat. Rusia adalah peserta aktif dalam format ASEAN-sentris seperti KTT Asia Timur, Forum Regional ASEAN, Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN, dan Mitra Wicara.
Asia Tenggara akan selalu menjadi salah satu ruang penting bagi Rusia.
"Tidak ada kegiatan kami dengan ASEAN yang berhenti. Selain itu, tahun 2022 telah menjadi tahun fokus untuk kerja sama ilmiah dan teknis," tekan Rudenko.
Ini juga yang akhirnya menjadi kecemasan bagi Barat yang menganut garis anti-Rusia. "Hubungan yang berkembang secara dinamis antara Rusia dan Asia adalah 'mimpi buruk' bagi dunia politik dan ekonomi Barat," tutupnya.
BERITA TERKAIT: