Turnamen dua tahunan ini dinilai sebagai titik balik sepak bola Irak. Jika Piala Teluk Arab berjalan lancar, maka Irak diharapkan dapat memperoleh izin FIFA untuk kembali ke kualifikasi Piala Dunia.
"Ini adalah langkah maju untuk mempertahankan posisi normal Irak di bidang olahraga, budaya, dan masyarakat. Ini adalah pesan ke seluruh dunia bahwa kita mampu," ujar Gubernur Basra, Asaad Al Eidani, seperti dikutip
Associated Press.
Irak terakhir kali menjadi tuan rumah Piala Teluk pada 1979. Kemudian sejak invasi Amerika Serikat (AS) pada 2003, negara itu tidak pernah menjadi tuan rumah bagi ajang kompetisi internasional karena situasi keamananya yang mengkhawatirkan.
Padahal, Baghdad telah dijadwalkan kembali menjadi tuan rumah kualifikasi Piala Dunia 2022 melawan Uni Emirat Arab pada 24 Maret tahun lalu. Tetapi setelah adanya serangan rudal di Erbil, tepat 11 hari sebelum pertandingan dimainkan, venue kemudian segera dialihkan ke Arab Saudi, demi keamanan.
Saat ini pejabat Asosiasi Sepak Bola Irak, Haider Aufi mengatakan pihaknya akan menggunakan Piala Dunia Qatar pada November lalu sebagai inspirasi.
“Olahraga telah menjadi salah satu kegiatan terpenting di dunia, mentransmisikan budaya dan peradaban melalui penyelenggaraan turnamen dan kompetisi, dan inilah yang kami saksikan dalam penyelenggaraan Piala Dunia 2022 Qatar,†kata Aufi.
Dua stadion di Irak akan digunakan pada esok hari, termasuk Stadion Olimpiade Al-Minaa yang berkapasitas 30 ribu kursi yang baru. Sementara tim nasional dari delapan negara dikabarkan mulai akan berkumpul di kota pelabuhan selatan Basra, Irak pada hari ini.
BERITA TERKAIT: