Dugaan itu muncul setelah polisi mendapati catatan di buku harian pemuda 19 tahun itu, yang menulis bahwa ia ingin bergabung dengan Taliban dan "mati sebagai martir".
Saat ini, tersangka bernama Trevor Bickford yang berasal dari Wells, berada dalam penjagaan ketat polisi di sebuah rumah sakit tempat dia dirawat karena luka tembak.
Suasama meriah pada pesta perayaan tahun baru di pusat komersial New York, Times Square, Sabtu tengah malan (31/12) berubah menjadi mimpi buruk ketika Trevor tiba-tiba menyerang petugas NYPD dengan sebuah parang yang telah ia siapkan.
Parang yang ia ayunkan ke arah petugas itu dikenal dengan nama Gurkha, yaitu sejenis parang. Polisi berusaha melemahkan tersangka dengan cara menembak bagian bahu.
Tiga petugas terkena sabetan parang hingga berada dalan kondisi kritis, tetapi menurut Departemen Kepolisian New York saat ini ketiga petugas dalam kondisi stabil setelah mendapat perawatan.
Bickford belum didakwa secara resmi dan kantor Kejaksaan AS di Distrik Selatan New York dan Kantor Kejaksaan Distrik Manhattan masih mempertimbangkan apakah akan menuntut serangan tersebut berdasarkan undang-undang federal atau undang-undang negara bagian.
Penyelidik mengaitkan serangan itu sebagai tindakan terorisme, tetapi tindakannya berdiri sendiri dan tidak ada ancaman yang berkelanjutan.
Dalam catatan buku harian itu juga Trevor mengungkapkan keinginingannya untuk berperang di Afghanistan dan mendesak keluarganya agar pindah agaman, lalu 'bertobat kepada Allah' sehingga 'dapat dibawa keluar dari api neraka.'
"Untuk keluarga saya - khususnya, ibu - saya minta maaf karena tidak menjadi anak yang cukup baik," tulis Trevor, seperti diungkapkan petugas.
Bickford kemudian menyebut saudaranya, Devon, sebagai seorang pengkhianat karena bertugas di Angkatan Darat AS.
"Untuk Devon, ada saat ketika kami dekat, tetapi waktu itu telah berlalu," tulis Trevor.
'Kamu telah bergabung dengan barisan musuhku. Dan untuk itu saya tidak bisa memberikan kata-kata yang baik – kembalilah kepada Allah!"
Trevor juga pernah mengatakan kepada biibinya tentang keinginan untuk berperang di Timur Tengah.
BERITA TERKAIT: