Sebarkan Informasi Rahasia, Walikota Poltava Ditangkap Dinas Keamanan Ukraina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 30 Desember 2022, 08:43 WIB
Sebarkan Informasi Rahasia, Walikota Poltava Ditangkap Dinas Keamanan Ukraina
Dinas keamanan Ukraina menggeledah kantor Walikota Poltava pada Kamis (29/12)/Net
rmol news logo Dinas keamanan Ukraina, SBU, menangkap Walikota Poltava Alexander Mamai pada Kamis (29/12) waktu setempat atas dugaan membocorkan  informasi tentang pengerahan militer. Politisi oposisi itu sekarang menghadapi hukuman 12 tahun penjara.

Agen SBU menangkap Mamai setelah sebuah acara dan membawanya ke kantornya, lapor media setempat. Layanan keamanan memposting penggeledahan kantor Mamai di saluran Telegram dengan wajah-wajah yang diburamkan untuk memenuhi persyaratan privasi.

"Mamai dicurigai melakukan penyebaran informasi yang tidak sah tentang pengerahan unit Angkatan Bersenjata Ukraina, yang dilakukan di bawah darurat militer," menurut pernyataan SBU.

"Informasi yang dia ungkapkan belum diijinkan dibuka untuk publik oleh Kementerian Pertahanan atau badan negara yang berwenang lainnya,” lanjut pernyataan itu.

Pengungkapan informasi itu ada dalam pernyataan Mamai pada 15 Desember, ketika dia mengumumkan pembentukan unit militer baru di Poltava dan menyebutkan alamat markas besarnya.

Mamai memasuki politik lokal pada tahun 2006 dan menjadi walikota empat tahun kemudian. Dia menyalahkan SBU dan presiden Ukraina saat itu, Pyotr Poroshenko atas pemecatannya pada tahun 2018, dan bergabung dengan Platform Oposisi – blok Untuk Kehidupan yang dijalankan oleh Viktor Medvedchuk.

Tepat sebelum memenangkan pemilu 2020, Mamai mengalihkan kesetiaannya ke For the Future, sebuah kelompok parlementer yang didukung oleh oligarki Igor Kolomoisky, yang awalnya adalah pelindung Presiden Vladimir Zelensky.

Dalam wawancara Desember 2021 dengan stasiun TV Ukraina, Mamai menggambarkan konflik di Donbass sebagai peperangan antara AS dan Rusia di mana saudara saling membunuh.

Sejak saat itu dia kemudian dimasukkan ke dalam daftar hitam 'Pembuat Perdamaian' yang terkenal karena "propaganda Rusia."

Awal tahun ini, Zelensky melarang sebagian besar partai oposisi Ukraina dan mendirikan kontrol negara atas media besar, mengutip konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia. rmol news logo article

EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA