Sekretariat keamanan publik Brasil dalam sebuah pernyataan pada Senin (12/12) mengatakan bentrokan terjadi setelah polisi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap José Acácio Serere Xavante, yang dicurigai berpartisipasi dalam protes anti-demokrasi.
Melalui unggahan yang beredar dan siaran langsung yang disiarkan televisi lokal, pengunjuk rasa nampak membawa bendera kuning dan hijau Brasil yang melambangkan Bolsonarismo.
Para pengunjuk rasa tersebar di berbagai tempat di ibu kota dan beberapa pengunjuk rasa membakar kendaraan, termasuk bus. Melihat kekacauan yang dibuat, kepolisian menduga pendukung Bolsonaro berusaha menyerbu markas polisi federal.
Untuk itu, polisi berseragam lengkap segera dikerahkan ke lokasi markas sebagai cadangan, karena petugas lain harus menggunakan granat kejut dan peluru karet guna keamanan.
Pemimpin oposisi di Senat, Randolfe Rodrigues, mengatakan beberapa pengunjuk rasa, yang disebutnya "teroris" itutelah berkumpul di sekitar hotel tempat Presiden terpilih Lula da Silva menginap.
Sementara calon Menteri Kehakiman dan Keamanan Publik, Flavio Dino mengutuk protes dan upaya penyerbuan tersebut.
“Penghancuran dan upaya invasi gedung Polisi Federal di Brasilia tidak dapat diterima,†ujarnya seperti dimuat
Associated Press.
Sejak Bolsonaro kalah dalam pemilihan ulang pada 30 Oktober lalu, banyak pendukungnya yang melakukan protes untuk menolak kemenangan Lula.
Mereka bahkan pernah berkumpul berhari-hari di luar barak militer untuk meminta angkatan bersenjata turun tangan dalam penyelidikan.
Senin pagi (12/12), otoritas pemilu negara telah memberikan sertifikasi resmi kepada Lula dan wakil presidennya, yang menandakan jika kemenangan mereka sudah dipastikan.
BERITA TERKAIT: