Disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (9/12) hal itu justru akan menjadi bumerang bagi negara-negara yang mengadopsi langkah tersebut.
"Kami tidak akan menanggung kerugian dalam keadaan apa pun," kata Putin dalam konferensi pers setelah pertemuan puncak Uni Ekonomi Eurasia (EEU) di ibu kota Kyrgyzstan, Bishkek, seperti dikutip dari
RT.
Pembatasan harga itu adalah "bodoh" yang justru akan mengancam semua produsen minyak dengan merusak prinsip pasar dalam industri yang sudah menderita kekurangan investasi.
"Semua ini pada tahap tertentu akan menyebabkan lonjakan harga yang dahsyat dan runtuhnya energi dunia," Putin memperingatkan.
Pernyataan Putin menyusul lagkah UE, negara-negara G7, dan Australia, yang pada 5 Desember lalu menetapkan batas harga minyak lintas laut Rusia sebesar 60 dolar AS per barel.
Batas tersebut melarang perusahaan-perusahaan Barat untuk menyediakan asuransi dan layanan lain untuk pengiriman minyak Rusia, kecuali kargo tersebut dibeli pada atau di bawah harga yang ditentukan.
"Rusia tidak berencana untuk menjual minyak ke negara-negara yang mendukung batas harga," kata Putin, menambahkan bahwa langkah-langkah khusus untuk membalas tindakan tersebut akan diuraikan dalam beberapa hari mendatang melalui perintah presiden.
Menurut Putin, Rusia akan mempertimbangkan pengurangan produksi minyak jika perlu, meskipun sejauh ini belum ada keputusan tentang masalah tersebut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: