Ahli: Terorisme Transnasional Ancam Keutuhan Negara-negara Demokrasi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Jumat, 25 November 2022, 12:00 WIB
Ahli: Terorisme Transnasional Ancam Keutuhan Negara-negara Demokrasi
Seminar International Dangers of Terrorism: Commemorating the Tragedy of 26/11 Mumbai Terror Attacks hari Kamis, 24 November 2022/Youtube
rmol news logo Aksi teror yang pernah marak terjadi pada negara-negara demokrasi pada awal abad ke 21, telah menimbulkan trauma tersendiri bagi penduduk yang memperoleh serangan.

Tindak kekerasan oleh kelompok teroris transnasional untuk mencapai tujuan tersebut lambat laun juga menghancurkan sistem demokrasi dengan menebarkan konflik dan ketakutan di sejumlah negara.

Hal tersebut merupakan bahasan yang dibicarakan para pengamat dalam Seminar International Dangers of Terrorism: Commemorating the Tragedy of 26/11 Mumbai Terror Attacks Kamis (24/11) di  Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Seminar tersebut ditujukan untuk memperingati tragedi serangan teror di Mumbai pada 26 November 2008 lalu, bersama dengan peringatan bom Bali yang terjadi pada Oktober 2022.

Kesamaan nasib yang menimpa Indonesia dan India saat menjadi salah satu target serangan teroris, mendorong kerjasama Prodi Ilmu Politik dan Magister Ilmu Politik dengan kelompok Sahabat India di Indonesia untuk menggelar seminar ini.

Gelaran seminar berlangsung secara Hybrid dengan dua pakar asal India hadir secara virtual yakni Former Director-General of the Assam Rifles Shokin Chauhan dan  Senior Fellow at the Observer Research Foundation (ORF), Sameer Patil.

Kemudian Direktur Deradikalisasi Badan Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irfan Idris juga hadir secara online.

Sementara pembicara lainnya seperti Senior Research Fellow at CSEAS Indonesia Veeramalla Anjaiah,  dosen Magister Ilmu Politik FISIP UMJ  Sri Yunanto hadir langsung di tempat.

Dalam penyampaiannya, Shokin Chauhan menyebut aksi terorisme yang pernah terjadi di India telah menciptakan ancaman perang dengan negara tetanganya yakni Pakistan.

Dosen UMJ, Sri Yunanto mendukung pendapat Shokin tentang hubungan kedua negara memburuk karena tuduhan bahwa Dinas Intelijen Pakistan mendukung dan melatih  Lashkar-e-Taiba (LeT).

Sementara peneliti Senior CSEAS,  Veeramalla Anjaiah menekankan bahwa serangan di Mumbai yang menewaskan ratusan orang tidak boleh dilupakan begitu saja dan korban perlu mendapat keadilan.

Lebih lanjut, Direktur BNPT, Irfan Idris lebih menjelaskan pada upaya deradikalisasi menggunakan soft dan hard powe yang sistematis dan berkesinambungan.

Seminar tersebut dihadiri sekitar 86 peserta mahasiswa dan dosen  secara langsung dan ditayangkan di You Tube Channel FISIP UMJ. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA
  • TAGS

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA