Dalam sebuah pernyataan, Presiden Hassan Sheikh Mohamud mengatakan bahwa serangan terjadi pukul 14.00 waktu setempat dan menargetkan warga sipil, termasuk anak-anak, wanita dan orang tua di kementerian pendidikan dan jalan menuju sekolah.
Dimuat Reuters, insiden ledakan bom juga telah menyebabkan tewasnya seorang jurnalis independen kantor berita Kona, Mohamed Isse.
Petugas polisi Somalia, Nur Farah menceritakan kronologi pengeboman yang terjadi sebanyak dua kali.
"Ledakan pertama menghantam kementerian. Kemudian ledakan kedua terjadi ketika ambulans tiba dan orang-orang berkumpul untuk membantu para korban," jelasnya.
Menurut petugas Layanan Ambulans Aamin, Abdikadir Abdirahman, ledakan kedua telah menyebabkan sebuah ambulans terbakar dan asap terlihat membumbung tinggi.
"Ledakan kedua membakar ambulans kami saat kami datang untuk mengangkut korban dari ledakan pertama. Seorang pengemudi dan seorang pekerja pertolongan pertama terluka dalam ledakan itu," ujarnya.
Serangan baru-baru ini terjadi di titik yang sama di mana pemboman terbesar Somalia pernah terjadi sebelumnya pada Oktober 2017.
Dalam pemboman itu, lebih dari 500 orang menjadi korban dari ledakan dari sebuah bom truk di luar sebuah hotel di persimpangan K5 yang dipenuhi dengan kantor-kantor pemerintah, restoran, dan kios.
Al Shabaab merupakan kelompok militan Somalia yang diduga berfiliasi dengan Al Qaeda. Pemberontak tersebut telah berperang melawan pemerintah pusat selama lebih dari satu dekade untuk menegakkan negara yang berdasarkan aturan syariah.
BERITA TERKAIT: