Ini adalah pertemuan puncak pertama sejak Amerika Serikat dituding membunuh pemimpin al Qaeda Ayman al Zawahiri dalam serangan rudal di tempat persembunyiannya di Kabul.
Pertemuan berlangsung saat Taliban menghadapi tantangan dari aktivitas lanjutan Daesh di Afghanistan, sebuah kelompok yang sebagian besar menargetkan minoritas agama, terutama Syiah Afghanistan, Hindu, dan Sikh.
Baru-baru ini, pada tanggal 30 September, lebih dari 50 siswa, kebanyakan dari mereka adalah gadis remaja, tewas dalam serangan bunuh diri di pusat pendidikan Kaj di Hazara dan barat Kabul yang berpenduduk Syiah. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini.
Beth Sanner, mantan wakil kepala Organisasi Intelijen Nasional AS, mengatakan delegasi Amerika mungkin memiliki "pesan yang menentukan", bahwa AS akan melakukan lebih banyak serangan seperti serangan terhadap Zawahiri, "jika kita mengetahui bahwa al-Qaeda di Afghanistan mendukung operasi yang mengancam AS atau sekutunya."
Mengenai ancaman kelompok ISIS, Sanner mengatakan kepada CNN bahwa ISIS cabang Khorasan saat ini merupakan ancaman internal bagi Taliban dan integrasi agama di Afghanistan, mengingat bahwa ISIS menargetkan Syiah.
Ada beberapa kekhawatiran yang dapat dipahami bahwa ISIS-K pada akhirnya dapat mengalihkan pandangannya pada plot eksternal, katanya.
"Jika ISIS dapat dikendalikan, kelompok itu pada akhirnya dapat beralih ke rencana (untuk melakukan serangan) di luar Afghanistan," ujar Sanner.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: