Beijing pada Senin (19/9) dengan cepat mengeluarkan protes sebagai tanggapan atas pernyataan Biden bahwa negaranya bisa saja menggunakan kekuatan militernya untuk membantu Taiwan jika terjadi serangan dari China.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, mengatakan itu sangat melanggar prinsip satu-China dan mengirim sinyal yang sangat salah kepada pasukan separatis kemerdekaan Taiwan.
"Kami tidak akan menolerir kegiatan apa pun yang bertujuan memecah belah China dan tetap pada opsi mengambil semua tindakan yang diperlukan," kata Mao, seperti dikutip dari
AFP.
Ia kemudian menuntut Amerika menangani masalah terkait Taiwan dengan hati-hati dan benar.
Kemarahan Beijing muncul saat Biden menjawab pertanyaan seorang jurnalis di acara CBS’ 60 Minutes apakah Washington akan mengerahkan militernya untuk membela Taiwan.
"Ya, jika pada kenyataannya, ada serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Biden saat itu.
Biden, bagaimanapun, bergegas untuk memenuhi syarat pernyataannya dengan mengklaim bahwa AS tidak mendorong kemerdekaan Taiwan.
“Ada kebijakan Satu China dan Taiwan membuat penilaian sendiri tentang kemerdekaan mereka, †tambah presiden.
Sementara kemarahan China meledak, Taipei justru menyambut baik pernyataan Biden yang dianggapnya sebagai penegasan “komitmen keamanan yang kokoh dari Washington terhadap Taiwan."
Hubungan antara AS dan China mencapai titik terendah baru setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi melakukan kunjungan kontroversial ke pulau itu bulan lalu. Beijing menanggapi dengan beberapa hari latihan militer besar-besaran di sekitar Taiwan.
Taiwan merdeka secara de facto sejak tahun 1949, setelah pihak yang kalah dalam Perang Saudara China melarikan diri ke Taiwan dan mendirikan pemerintahannya sendiri di sana.
Sementara hanya segelintir negara yang mengakui Taiwan sebagai negara berdaulat, Taipei telah lama menikmati hubungan dekat dan tidak resmi dengan AS, dengan yang terakhir memasok senjata ke pulau itu.
Sementara itu, di atas kertas, Washington masih menganut prinsip satu-China, yang secara formal hanya mengakui satu pemerintah China, yaitu di Beijing.
BERITA TERKAIT: