Dalam pidato untuk menandai peringatan ke-69 berakhirnya Perang Korea, yang dikenal sebagai 'Hari Kemenangan', Kim Jong Un mengatakan Pyongyang harus mempersiapkan Angkatan Bersenjatanya untuk menghadapi dan mencegah segala hal tidak terduga. Salah satunya adalah siap untuk menggunakan senjata nuklir dalam setiap konfrontasi militer dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan.
"Angkatan bersenjata kami sepenuhnya siap untuk menanggapi krisis apa pun, dan pencegah perang nuklir negara kami juga siap untuk memobilisasi kekuatan absolutnya dengan patuh, tepat, dan cepat sesuai dengan misinya," katanya, berapi-api, seperti dilaporkan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Kamis (28/7).
Pidato Kim muncul di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.
Dia menuduh Amerika Serikat "menjelekkan" Korea Utara untuk membenarkan kebijakan permusuhannya.
Menurut Kim, Washington bersama Korea Selatan melanjutkan tindakan permusuhan berbahaya terhadap Korea Utara sekitar 70 tahun setelah perang, menambahkan bahwa mereka berusaha untuk membenarkan perilakunya.
Amerika Serikat dan Korea Selatan melakukan standar ganda dengan membenarkan latihan gabungan mereka, sementara mengecam latihan militer Korea Utara yang merupakan kegiatan rutin sebagai sebagai provokasi atau ancaman.
Seoul dan Washington telah menyuarakan keprihatinan bahwa Pyongyang telah membuat persiapan untuk melakukan uji coba nuklir pertamanya dalam lima tahun.
Korea Utara melakukan uji coba nuklir keenamnya pada September 2017. Amerika Serikat telah memperingatkan bahwa mereka akan mendorong sanksi tambahan jika Pyongyang melakukan uji coba nuklir ketujuh.
Tetapi Korea Utara telah menguji sejumlah rudal balistik tahun ini, termasuk rudal balistik antarbenua besar (ICBM), rudal hipersonik baru, dan rudal jarak pendek yang berpotensi dirancang untuk senjata nuklir taktis.
Ia menyatakan bahwa uji senjatanya adalah tindakan defensif terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh kehadiran besar-besaran pasukan AS di dekat perairan teritorialnya dan penyelenggaraan rutin latihan perang gabungan pimpinan AS dengan Jepang dengan Korea Selatan.
Tahun ini, Kim semakin mengancam para pesaingnya dengan program nuklirnya yang maju dalam apa yang dikatakan beberapa pakar asing sebagai upaya untuk merebut konsesi di luar dan mencapai persatuan domestik yang lebih besar.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: