Gedung Putih mengirim koordinator presiden untuk energi global Amos Hochstein ke Eropa baru-baru ini.
CNN melaporkan dengan mengutip sumber dari salah seorang pejabat, perjalanan Hochstein ke Paris dan Brussel adalah untuk membahas rencana darurat AS-Eropa jika terjadi kekurangan gas di musim dingin.
"Dampak kekuarangan gas di Eropa bisa menjadi bumerang buat AS, melonjakkan harga gas alam dan listrik," ujar pejabat itu. "Ini juga akan menjadi ujian utama ketahanan dan persatuan Eropa melawan Rusia."
AS dan Brussel telah memohon kepada anggota UE untuk menghemat gas dan menyimpannya untuk musim dingin. Para menteri energi sepakat pada prinsipnya untuk memotong penggunaan gas sebesar 15 persen dari Agustus hingga Maret tahun mendatang.
Washington juga bermaksud membahas dengan Eropa cara-cara meningkatkan produksi tenaga nuklir di seluruh Eropa untuk mengimbangi kekurangan gas. Secara khusus, AS berharap dapat meyakinkan pemerintah Jerman untuk menunda rencananya menghapus penggunaan tenaga nuklir secara bertahap dan untuk memperpanjang operasi tiga pembangkit listrik tenaga nuklirnya.
Para pejabat AS, yang telah berhubungan erat khususnya dengan pejabat Jerman dan Prancis mengenai topik ini, sangat khawatir bahwa Eropa mungkin menghadapi kekurangan gas yang serius memasuki musim dingin. Itu karena negara-negara UE akan berjuang untuk mengisi cadangan mereka selama beberapa bulan ke depan dengan Nord Stream 1 hanya menyediakan sebagian kecil dari kapasitasnya.
Pipa Nord Stream hanya beroperasi pada kapasitas 40 perse (67 juta meter kubik per hari) sejak pertengahan Juni karena keterlambatan pengembalian turbin Siemens yang dikirim untuk perbaikan ke Kanada.
Menyusul banyak permintaan dari Jerman, Kanada setuju untuk mengembalikan turbin yang diperbaiki pada 9 Juli. Namun, Gazprom mengatakan masih ada masalah yang belum terselesaikan mengenai sanksi UE dan Inggris, yang harus diselesaikan sebelum turbin dapat dikirim dan dipasang di Rusia dan turbin lainnya dapat akan dikirim untuk perbaikan.
Komisi Eropa mengklaim bahwa sanksi Uni Eropa terhadap Rusia tidak mencakup peralatan untuk transit gas.
BERITA TERKAIT: