Menurut pengakuannya, dia dipaksa untuk memposting permintaan maaf atas tiga atau empat laporan sebelumnya.
Ia dituduh "melanggar hukum mereka" dan "menyinggung budaya Afghanistan," dengan Taliban mengklaim artikel yang dia tulis adalah kebohongan.
Lynn O'Donnell dikenal di kalangan jurnalis asing di Afghanistan dan telah melaporkan Afghanistan selama beberapa dekade. Dalam cuitannya ia mengakui bahwa ia berada dalam ancaman Taliaban untuk mempublikasikan permintaan maaf atau ia bakal masuk penjara.
"Mereka membuat video tentang saya yang mengatakan bahwa mereka tidak menekan saya. Padahal, itu dilakukannya lagi dan lagi," kata O'Donnell dalam cuitannya.
Pernyataan O'Donnell pada Rabu (21/7) menyusul postingannya di Twitter yang mengatakan:
"Saya minta maaf atas tiga atau empat laporan yang saya tulis, yang menuduh otoritas saat ini untuk menikahi gadis remaja secara paksa dan menggunakan gadis remaja sebagai budak seksual oleh Taliban dan komandan. Ini adalah upaya pembunuhan karakter yang direncanakan dan penghinaan terhadap budaya Afghanistan," cuit O'Donnel pada Selasa (19/7).
Saat ini, O'Donnell telah meninggalkan Afghanistan setelah Taliban mengijinkannya pergi.
Salah seorang sumber yang dekat dengan menteri dalam negeri Taliban, menulis di Twitter bahwa O'Donnell tidak mendapatkan izin kerja dari pejabat Taliban "karena pelaporan palsu."
BERITA TERKAIT: