"Saya meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk campur tangan, sebagai ayah dan keluar dari humanisme, melalui saluran kemanusiaan dan tidak resmi," kata Brahim Saadoun, pada konferensi pers Senin di Rabat, seperti dikutip dari
, Selasa (28/6).
Ketiga pemuda itu dijatuhi hukuman mati setelah dituduh bergabung sebagai tentara bayaran untuk Ukraina setelah pecah invasi Rusia.
Ayahnya sebelumnya mengatakan putranya, Taher Saadoun, yang memperoleh kewarganegaraan Ukraina pada tahun 2020, bukan tentara bayaran, dan menyebutnya sebagai korban manipulasi.
Dia juga mengimbau kepada pemerintah Perdana Menteri Maroko Aziz Akhannouch untuk melakukan apa yang diperlukan untuk menangani kasus ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: