Begitu yang dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Finlandia, Pekka Haavisto dalam sebuah wawancara dengan penyiar publik
YLE, seperti dikutip
Anadolu Agency, Sabtu (23/4).
Haavisto mengatakan perang Rusia di Ukraina dan peristiwa-peristiwa berikutnya telah menyebabkan perubahan drastis dalam lingkungan keamanan Eropa. Hal itu membuat Finlandia terpaksa mengevaluasi kembali kebijakan keamanannya.
"Hal terburuk apa yang masih akan terjadi bagi Finlandia untuk setidaknya mempertimbangkan bergabung dengan NATO," ujarnya.
Haavisto mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Swedia untuk bergabung dengan NATO.
"Finlandia sebagai negara berdaulat membuat keputusan keamanan dan pertahanannya sendiri," tambahnya.
Dalam perkembangan terkait, Partai Demokrat Kristen (KD) negara itu menegaskan kembali dukungannya untuk tawaran Finlandia untuk bergabung dengan NATO.
Partai itu mengumumkan bahwa jajak pendapat yang dilakukan di antara anggotanya mengungkapkan bahwa empat dari lima anggota partai mendukung keanggotaan NATO.
Sedangkan Partai Sosial Demokrat Finlandia dijadwalkan untuk membahas masaah ini pada Mei.
Pada 15 April, Kementerian Luar Negeri Rusia berpendapat bahwa masuknya Finlandia dan Swedia ke NATO akan memiliki konsekuensi negatif bagi perdamaian dan stabilitas di Eropa utara.
PBB memperkirakan, sejak perang dimulai pada 24 Februari, jumlah korban sipil di Ukraina telah meningkat menjadi 2.435, sementara 2.946 telah terluka.
Lebih dari 5 juta warga Ukraina telah melarikan diri ke negara lain, dengan lebih dari 7 juta lebih pengungsi internal.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: