Pasar Amerika mengalami kekurangan telur yang parah akibat wabah flu burung yang telah mengurangi produksi dalam negeri secara drastis. Harga telah melonjak hingga 200 persen dari tahun lalu, mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar 8,41 Dolar AS per lusin.
Untuk menstabilkan pasar, Departemen Pertanian AS (USDA) kemudian mengajukan permohonan impor ke beberapa negara Eropa, termasuk Finlandia, Swedia, dan Denmark.
Asosiasi Unggas Finlandia mengonfirmasi bahwa mereka telah dihubungi tetapi menyatakan ekspor saat ini belum memungkinkan.
"Memulai ekspor bukanlah hal yang mudah karena belum ada aturan yang disepakati," kata direktur eksekutif asosiasi tersebut, Veera Lehtila, seperti dikutip dari
RT, Senin 17 Maret 2025.
Ia menjelaskan bahwa Finlandia tidak memiliki izin nasional untuk mengekspor produk telur ke AS, yang berarti setiap pengiriman potensial akan memerlukan prosedur regulasi yang ekstensif.
Lehtia juga mencatat bahwa pasokan domestik Finlandia terbatas, membuat ekspor tidak praktis.
"Kami memiliki total empat juta ayam petelur di Finlandia. Jumlah yang dapat kami ekspor tidak akan menyelesaikan kekurangan telur di sana," katanya, seraya menunjukkan bahwa AS telah memusnahkan lima kali lebih banyak unggas akibat flu burung pada kuartal terakhir saja.
BERITA TERKAIT: