Kunjungan Kanselir Austria Membawa Pesan Jelas untuk Rusia Soal Posisi Netral dan Situasi di Ukraina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 12 April 2022, 06:04 WIB
Kunjungan Kanselir Austria Membawa Pesan Jelas untuk Rusia Soal Posisi Netral dan Situasi di Ukraina
Kanselir Austria Karl Nehammer/Net
rmol news logo Situasi di Ukraina menjadi topik pembahasan dalam pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kanselir Austria Karl Nehammer pada Senin (11/4).

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawa, bahwa ada banyak topik yang dibahas dalam pertemuan dua pemimpin itu, seperti soal gas, misalnya, tetapi yang paling pokok adalah soal konflik di Ukraina dan bagaimana mencari penyelesaiannya.  

Ini adalah kunjungan yang pertama bagi Nehammer setelah ia menjabat pada akhir 2021, sekaligus ia menjadi pemimpin Uni Eropa pertama yang mengunjungi Rusia sejak peluncuran invasi Rusia ke Ukraina.

"Pertemuan antara kedua pemimpin berlangsung tertutup selama sekitar 90 menit," kata Peskov seperti dikutip dari Fox News.

Nehammer, sebelum berangkat, mengatakan bahwa kunjungannya ke Rusia untuk bertemu tatap muka dengan Putin membawa pesan yang jelas soal sikap Austria. Meski berada dalam posisi netral, Austria dengan tegas dan cukup keras menyampaikan agar Putin segera melakukan dialog damai dan secepatnya melakukan gencatan senjata.

"Kami netral secara militer, tetapi (memiliki) posisi yang jelas dalam agresi Rusia melawan #Ukraina," tulis Nehammer di Twitter.

Ia juga akan mendorong 'koridor kemanusiaan' untuk mengevakuasi warga sipil yang terperangkap di tempat-tempat seperti kota Mariupol yang terkepung, dan agar 'organisasi kemanusiaan internasional dapat melakukan pekerjaan mereka.

"Perang harus dihentikan! Perlu koridor kemanusiaan, gencatan senjata & penyelidikan penuh atas kejahatan perang," tambah Nehammer.

Kunjungan Austria, yang merupakan anggota Uni Eropa tetapi bukan anggota NATO, diketahui Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky.

Austria juga akan membantu penyelidikan kejahatan perang di Bucha dan beberapa kota lainnya dan mendukung sanksi Uni Eropa terhadap Rusia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA