“Situasinya sangat serius dan krisis akan berlanjut,†kara direktur UNRWA Claudio Cordone saat berada di Beirut (Rabu, 19/1).
“Orang-orang ini yang tetap memiliki hak untuk menerima dukungan. Kami membutuhkan komunitas internasional untuk memungkinkan kami melaksanakan tugas ini," sambungnya.
Peringatan itu dikeluarkan selang sehari setelah UNRWA mengumumkan bahwa mereka memerlukan bantuan internasional senilai 1,6 miliar dolar AS untuk menghindari pemotongan layanan bagi sekitar 5,7 juta pengungsi Palestina di sejumlah negara dan wilayah, termasuk Lebanon, Suriah dan Yordania, serta di Tepi Barat yang diduduki, Yerusalem Timur dan Gaza. Sekitar 210 ribu di antaranya berada di Lebanon.
UNRWA sendiri menjalankan sekolah, klinik dan distribusi makanan serta program bantuan lainnya bagi pengungsi Palestina di Lebanon. Selain itum UNRWA juga mengelola kamp-kamp pengungsi di negara itu.
Cordone menekakankan, hampir 200 juta dolar AS dari dana yang dibutuhkan oleh UNRWA akan dialokasikan untuk mendukung pengungsi Palestina di Lebanon.
Cordone mengatakan dana itu diperlukan untuk membantu kamp-kamp pengungsi untuk mengatasi kekurangan air dan listrik dan melonjaknya biaya bahan bakar, serta untuk menyewa pekerja sanitasi, medis dan sosial, dan untuk memberikan bantuan tunai dan layanan perlindungan lainnya.
“Kami berpacu dengan waktu untuk membantu yang paling rentan bertahan dari krisis Lebanon yang belum pernah terjadi sebelumnya,†kata Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Lebanon Najat Rochdi, seperti dimuat
Al Jazeera.
Para pejabat PBB mengatakan bahwa sejak musim panas lalu, hampir 60 persen pengungsi Palestina di Lebanon makan lebih sedikit untuk mengatasi tingginya harga makanan dan obat-obatan. Selain itu, sekitar 1.200 anak pengungsi Palestina pun putus sekolah karena kekurangan dana.
BERITA TERKAIT: