Menurut keterangan Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana, pembelian armada baru itu dilakukan karena Filipina berusaha untuk meningkatkan kemampuan tanggap bencana.
Ia menjelaskan, pemberitahuan telah dikeluarkan pada 28 Desember lalu untuk pembelian helikopter baru di bawah proyek yang dilengkapi dengan dukungan logistik dan paket pelatihan untuk pilot serta kru pemeliharaan dengan biaya 32 miliar peso.

Lorenzana menambahkan, saat ini kontrak sedang disusun. Sebanyak lima unit pertama diperkirakan akan dikirim pada tahun 2023. Sementara sisanya akan dikirimkan dalam tiga gelombang, 10 unit akan dikirim pada 2024, 10 unit pada 2025, dan 7 unit pada 2026.
"Kurangnya pesawat angkut dan helikopter tidak pernah lebih parah selama pandemi dan setelah Topan (Rai)," kata Lorenzana.
Rai adalah topan ke-15 dan paling mematikan tahun lalu yang melanda Filipina dan menewaskan lebih dari 400 orang dan menyebabkan kerusakan luas di wilayah tengah dan selatan negara itu pada Desember 2021.
"Ini diperburuk oleh (helikopter) Huey kami yang menua yang menjadi tidak ekonomis untuk dipelihara," sambungnya.
BERITA TERKAIT: