Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan, menyatakan bahwa perlu untuk membantu Kazakhstan saat ini, tentunya ini juga membutuhkan dukungan bersama dengan negara-negara lain di bawah komitmen SCO.
“Menjaga stabilitas negara-negara anggota dan regional selalu menjadi prinsip dan misi Organisasi Kerjasama Shanghai,†kata Wang Wenbin, juru bicara Kemenlu China di Beijing, mengacu pada situasi yang bergejolak di Kazakhstan, salah satu dari sembilan anggota SCO.
“China dan anggota SCO lainnya mengamati dengan cermat situasi Kazakhstan dan bersedia memainkan peran positif dalam menstabilkan situasi,†katanya, seperti dikutip dari
Global Times, Sabtu (7/1).
Pernyataan dari Beijing datang ketika Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev menyatakan bahwa pemerintah telah mampu memulihkan ketertiban di negara itu.
“China telah memperhatikan bahwa Kazakhstan mengambil serangkaian tindakan untuk melawan terorisme dan mempertahankan stabilitas. China mendukung semua upayanya dalam memadamkan situasi dan dengan tegas menentang kekuatan eksternal yang menghasut kekerasan dan kekacauan di kawasan itu,†kata Wang.
“Sebagai tetangga dan mitra strategis komprehensif permanen, China bersedia menawarkan semua dukungan yang diperlukan ke Kazakhstan untuk membantunya mengatasi kesulitan baru-baru ini.â€
Kazakhstan telah diguncang oleh protes mematikan selama berhari-hari yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar.
Demonstrasi yang dimulai di wilayah Mangystau yang dikenal kaya minyak pada 2 Januari menyebar dengan cepat ke bagian lain negara itu, termasuk pusat komersial dan bekas ibu kota Almaty, tempat ribuan orang turun ke jalan.
Tokayev awalnya mengumumkan keadaan darurat di Almaty dan Mangystau dari 5-19 Januari, sebelum meluaskannya secara nasional.
Kabinetnya juga mengundurkan diri awal pekan ini, sementara pemerintah telah memperkenalkan kontrol harga pada bahan bakar gas cair, bensin, solar dan produk makanan pokok selama 180 hari.
Menurut angka pemerintah, 26 pengunjuk rasa dan 18 personel keamanan telah tewas sejauh ini dalam kerusuhan, dengan sedikitnya 18 orang lagi terluka dan lebih dari 3.000 ditahan.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, Tokayev menyalahkan 'teroris' yang dilatih asing atas kekerasan tersebut dan mengatakan pasukan keamanan telah diperintahkan "untuk menembak tanpa peringatan untuk membunuh para teroris."
Mengenai pengerahan pasukan penjaga perdamaian dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), ia menekankan bahwa pasukan tersebut akan berada di Kazakhstan untuk “waktu yang terbatas untuk memenuhi fungsi melindungi dan menjaga tempat-tempat strategis.â€
CSTO adalah aliansi militer dari enam bekas republik Soviet dan Rusia.
BERITA TERKAIT: