Begitu penilaian yang dikatakan oleh aktivis asal Kashmir, Dr Shabir Choudhry dalam tulisan di blognya yang dikutip
ANI News, Selasa (28/12).
Dalam beberapa waktu terakhir, protes Gwadar yang digawangi oleh Jemaah-e-Islami telah membuat pemerintahan Perdana Menteri Imran Khan dan Beijing ketar-ketir.
Puluhan ribu orang dengan kompak melakukan aksi duduk, memprotes kurangnya fasilitas esensial seperti kesehatan dan pendidikan. Slogan "Berikan Hak Gwadar" berkumandang di sana.
Bukan hanya pemuda, tapi anak-anak hingga lansia juga turut bergabung dalam aksi damai tersebut.
Choudhry berpendapat, protes dilakukan lantaran CPEC nyatanya tidak memberikan keuntungan bagi rakyat, terlepas dari klaim pemerintahan Khan.
Disebutkan, investasi China untuk mengembangkan pelabuhan senilai 60 miliar dolar AS sebagai bagian dari Belt and Road Initiatives (BRI) di sana tidak membantu rakyat meningkatkan taraf hidup.
Sebaliknya, warga semakin sulit mendapatkan pekerjaan dan menghadapi kelangkaan air.
"(China) merampok mereka dari sumber mata pencaharian utama mereka, memancing, karena pukat ikan raksasa telah masuk melalui Laut Arab, mengakibatkan penutupan sebagian besar pabrik pengolahan ikan," jelas Choudhry.
Balochistan yang menjadi rumah bagi Gwadar dinilai memiliki posisi yang strategis, dengan sumber daya alam yang melimpah.
CPEC sendiri memberikan kewenangan bagi China untuk mengelola pelabuhan demi akses ke Laut Arab dan Samudra Hindia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: