Hal itulah yang dibahas dalam konferensi nasional yang diselenggarakan oleh Afghan Independent Jurnalist Association (AIJA) di Hotel Star Kabul pada Rabu (1/12). Ini adalah pertemuan pertama yang diselenggarakan oleh asosiasi yang menaungi wartawan di Afghanistan itu sejak Taliban berkuasa.
Kantor Berita Politik RMOL ikut menghadiri konferensi ini secara langsung. Dalam konferensi nasional ini, hadir sebagai pembicara adalah Ketua AIJA Rahimullah Samande, Dewan Tertinggi Jurnalis Afghanistan Hafizullah Barekzai, Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Saeet Khosti dan Wakil Ketua AIJA Farhad Behroz.
Pada kesempatan tersebut AIJA menyepakati sejumlah hal penting terkait dengan profesi wartawan di Afghanistan.
Pertama, AIJA beserta keanggotaannya di banyak provinsi di Afghanistan menegaskan komitmen untuk mendukung kebebasan berekspresi, memperjuangkan kebebasan media, mendukung penuh hak wartawan, melakukan diskusi komprehensif serta meningkatkan kehadiran AIJA di provinsi lain di Afghanistan.
Kedua, AIJA meminta pemerintah Afghanistan untuk mengembangkan kebijakan dan mekanisme untuk solusi permanen demi membantu memperbaiki situasi, mempekerjakan kembali wartawan, mengaktifkan kembali media serta menciptakan lingkungan yang sesuai untuk aktivitas pekerja media.
Selain itu, AIJA juga mendesak para pemimpin di pemerintahan Afghanistan untuk memahami kepekaan dan masalah saat ini dan tidak mengeluarkan instruksi kepada media tanpa berkonsultasi dengan AIJA. Pasalnya, hal itu akan berimbas pada penghentian atau pembatasan kegiatan jurnalistik.
Oleh karena itu, AIJA meminta agar pemerintah Afghanistan memfasilitasi akses ke informasi sesegera mungkin dan mengaktifkan kantor pers dan juru bicara departemen lain.
Di samping itu, masih dalam pernyataan yang sama, AIJA meminta agar pemerintah Afghanistan memperhatikan aspek finansial dari media. Pasalnya, media-media di Afghanistan harus mengeluarkan biaya tinggi untuk pembayaran pajak serta listrik. Hal itu semakin menyulitkan media untuk bertahan.
Tidak hanya itu, AIJA juga meminta masyarakat internasional, PBB, badan bantuan internasional hingga Federasi Jurnalis Dunia untuk tidak meninggalkan wartawan Afghanistan sendirian dalam keadaan sulit seperti saat ini. AIJA menekankan keperluan untuk bantuan mendesak bagi wartawan di Afghanistan.
BERITA TERKAIT: