Awal pekan ini, junta militer mengumumkan akan membebaskan lebih dari 5.000 orang selama tiga hari festival Buddha Thadingyut. Ribuan orang ini ditangkap karena terlibat aksi unjuk rasa yang menentang kudeta yang dilakukan oleh militer Myanmar.
Jumlah sebenarnya dari mereka yang dibebaskan di seluruh negeri sulit untuk diverifikasi. Namun, hanya selang beberapa hari, sekitar 110 orang yang telah dibebaskan itu kembali ditangkap oleh junta militer.
"Beberapa ditangkap kembali segera setelah mereka tiba di rumah," begitu keterangan yang dirilis AAPP pada Kamis (21/10).
"Beberapa orang lain diberitahu bahwa mereka ada dalam daftar yang dibebaskan, dibawa ke pintu masuk penjara, hanya untuk dibawa kembali ke penjara dengan tuduhan tambahan," sambung penyataan yang sama.
Sebenarnya, pembebasan tahanan semacam itu sudah pernah dilakukan juga sebelumnya oleh junta militer Myanmar. Pada Juni lalu, junta militer membebaskan lebih dari 2.000 pengunjuk rasa anti-kudeta dari penjara di seluruh negeri, termasuk wartawan yang kritis terhadap pemerintah militer.
Di sisi lain, negara-negara tetangga yang tergabung dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tetap menaruh perhatian besar pada perkembangan yang terjadi di Myanmar. ASEAN baru-baru ini sepakat untuk mengecualikan pemimpin junta Min Aung Hlaing dari pertemuan puncak blok 10 negara yang akan datang karena keraguan tentang komitmennya untuk meredakan krisis berdarah itu.
BERITA TERKAIT: