Dalam sambutannya, utusan Tetap Vietnam untuk PBB, Nguyen Phuong Tra, meminta pihak-pihak yang terlibat untuk serius mengimplementasikan dokumen tersebut, menahan diri, dan menghindari tindakan yang semakin mengikis kepercayaan juga ketegangan. Diharapkan pihak-pihak fokus pada dialog dan negosiasi untuk mengatasi perbedaan.
Sikap konsisten Vietnam adalah mendukung anti-proliferasi dan perlucutan senjata pemusnah massal, termasuk senjata nuklir.
“Vietnam menyambut baik upaya dalam membangun lingkungan dialog dan kerja sama di dalam dan di luar dewan, baik untuk perdamaian, dan stabilitas pembangunan di kawasan Timur Tengah,†kata Tra, seperti dikutip dari
Vietnam Plus, Kamis (1/7).
Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Politik dan Pembangunan Perdamaian Rosemary DiCarlo, bersama Kepala Delegasi Uni Eropa untuk PBB Olof Skoog, serta Duta Besar Irlandia Geraldine Byrne Nason yang merupakan fasilitator Dewan untuk implementasi Resolusi 2231, ikut memberikan pengarahan pada pertemuan tersebut.
Ketiganya menegaskan JCPOA dan Resolusi 2231 tetap merupakan pencapaian penting dari diplomasi multilateral dan upaya non-proliferasi. Itu juga cara terbaik untuk mempromosikan solusi yang komprehensif, langgeng dan tepat untuk masalah nuklir Iran.
Resolusi DK PBB 2231 diberlakukan pada pada 20 Juli 2015 untuk mendukung JCPOA. Ini menetapkan proses dan jadwal inspeksi sambil juga mempersiapkan pencabutan sanksi PBB Iran.
15 negara di Dewan Keamanan dengan suara bulat mendukung resolusi tersebut, yang telah dinegosiasikan oleh anggota tetap DK PBB, seperti China, Perancis, Rusia, itu Britania Raya, dan Amerika Serikat-plus Jerman, itu Uni Eropa, dan Iran.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: