Hingga saat ini, walaupun kesepakatan genjatan senjata telah berlaku sejak Nopember 2020, nyatanya pemerintah Azerbaijan memperlambat proses pemulangan tahanan. Tentara dan orang-rang Armenia masih banyak yang ditahan sebagai tawanan perang.
Kedutaan Besar Armenia di Argentina mengatakan, 100 orang yang menandatangi pernyataan itu terdiri dari politisi, pejabat publik, pemimpin sosial, perwakilan dari kalangan akademisi, jurnalis, aktivis hak asasi manusia dan LSM, seperti dikutip dari
Radio of Armenia.
“Organisasi, institusi, dan individu yang bertanda tangan di bawah ini mengungkapkan solidaritas dengan perjuangan dan tuntutan komunitas Armenia di Argentina. Kami meminta pembebasan segera dan pemulangan tawanan perang Armenia yang masih ditawan oleh pemerintah Azerbaijan di negara mereka," bunyi pernyataan itu.
Azerbaijan telah melanggar komitmen yang dibuat dalam pasal 8 dari pernyataan trilateral yang ditandatangani pada 9 November 2020 oleh Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.
Salah satu dalam perjanjian menegaskan 'pertukaran tawanan perang, sandera, dan orang serta badan lain yang ditahan'. Sampai saat ini Azerbaijan melanggar janji itu, merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum humaniter internasional.
Pemerintah Armenia dan Artsakh, otoritas tertinggi Rusia, pakar hak asasi manusia PBB, Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyatakan pendapat mereka yang mendukung pembebasan segera dan pemulangan semua tawanan perang Armenia yang masih berada di Baku.
BERITA TERKAIT: