Eks Presiden Brasil Berencana Kabur ke Argentina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Kamis, 21 Agustus 2025, 12:19 WIB
Eks Presiden Brasil Berencana Kabur ke Argentina
Mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro (Foto: NBC)
rmol news logo Kepolisian Federal Brasil mengungkapkan bahwa mantan Presiden Jair Bolsonaro sempat berencana melarikan diri ke Argentina untuk meminta suaka politik. 

Dalam laporan investigasi setebal 170 halaman, polisi menyebut Bolsonaro sempat menyusun draf permohonan suaka kepada Presiden Argentina Javier Milei bertanggal 10 Februari 2024. 

Dokumen itu disimpan hanya dua hari setelah rumah dan kantornya digeledah aparat terkait penyelidikan dugaan upaya kudeta.

Dalam surat sepanjang 33 halaman tersebut, Bolsonaro menegaskan dirinya menjadi korban kriminalisasi politik.

“Saya, Jair Messias Bolsonaro, meminta suaka politik dari Yang Mulia di Republik Argentina, secara mendesak, karena saya berada dalam situasi persekusi politik di Brasil dan takut akan keselamatan hidup saya,” tulis Bolsonaro dalam surat itu, seperti dikutip dari Associated Press, Kamis, 21 Agustus 2025.

Hingga kini, pihak istana kepresidenan Argentina belum memberi tanggapan, sementara Bolsonaro sendiri juga menolak berkomentar terkait temuan polisi.

Tak lama setelah draf surat itu tersimpan, pada 12 Februari 2024, Bolsonaro dikabarkan menginap dua malam di Kedutaan Besar Hungaria di Brasília. Langkah ini memicu spekulasi publik bahwa ia berusaha menghindari penangkapan.

Selain kasus dugaan kudeta, Bolsonaro kini menghadapi tuduhan baru bersama putranya, Eduardo Bolsonaro, yakni menghalangi proses peradilan. 

Polisi menilai tindakan Bolsonaro menyebarkan pesan kepada para pendukungnya saat menjalani tahanan rumah dimaksudkan untuk melemahkan lembaga demokrasi Brasil, terutama Mahkamah Agung dan Kongres.

Eduardo, yang kini lebih banyak tinggal di Amerika Serikat, membantah tuduhan tersebut.

“Saya tidak pernah berniat mengintervensi proses hukum apa pun di Brasil. Percakapan saya dengan ayah adalah hal yang normal, dan publikasinya jelas memiliki bias politik,” ujarnya dalam sebuah pernyataan.

Investigasi juga menjerat sekutu dekat Bolsonaro, pendeta evangelis Silas Malafaia. Paspor Malafaia disita, meski ia belum ditetapkan sebagai tersangka.

Laporan itu turut menyinggung komunikasi antara Bolsonaro dan Eduardo yang menunjukkan upaya mereka untuk menarik simpati mantan Presiden AS Donald Trump. 

Dalam salah satu percakapan, Eduardo memperingatkan ayahnya soal situasi politik yang sensitif di Washington.

“Dalam kondisi sekarang, Anda bahkan tidak perlu khawatir soal penjara; Anda tidak akan ditahan. Tapi saya khawatir keadaan bisa berubah di sini (AS). Bahkan di Gedung Putih ada orang-orang yang berkata kepada Trump: ‘Oke, Brasil sudah selesai. Mari kita lanjutkan,’” kata Eduardo.

Beberapa percakapan lain bahkan memperlihatkan pertengkaran bernada kasar antara ayah dan anak, di mana Eduardo menyebut Bolsonaro tidak tahu berterima kasih atas usahanya melobi pemerintahan Trump. Ia pun mendesak sang ayah untuk lebih berhati-hati.

“Bertindaklah dengan tanggung jawab, supaya saya tidak perlu terlalu lama tinggal di AS,” tulis Eduardo dalam salah satu pesannya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA