Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengumumkan bahwa 10 diplomat AS akan diminta untuk meninggalkan negara itu. Kemudian ada delapan pejabat AS akan dikenai sanksi.
“Kami akan menanggapi tindakan (sanksi AS) ini dengan 'cara balas budi'. Kami akan meminta 10 diplomat AS di Rusia untuk meninggalkan negara ini,†kata Lavrov kepada wartawan, seperti dikutip dari
Al-Jazeera, Sabtu (17/4).
Lavrov juga mengatakan bahwa Rusia akan melanjutkan 'tindakan menyakitkan ke Amerika' dan akan menghentikan operasi dana dan organisasi Amerika yang secara langsung mencoba mencampuri kehidupan politik domestik Rusia.
Sebelumnya, AS pada hari Kamis (15/4), mengeluarkan beberapa sanksi terhadap lembaga dan pejabat Rusia atas dugaan campur tangan mereka dalam pemilihan presiden tahun lalu.
Berbicara selama konferensi pers bersama dengan mitranya dari Serbia pada Jumat (16/4), diplomat Rusia itu mengakui bahwa sanksi yang dijatuhkan pada sistem perbankan Rusia dan utang nasionalnya tidak dapat dengan mudah dibalas.
"Kami tidak memiliki pengaruh yang sama," katanya, tetapi dia mengklaim bahwa para ahli Rusia mengatakan sanksi akan 'cukup terkendali'.
Di antara pejabat yang akan diblokir dari Rusia adalah Jaksa Agung AS Merrick Garland, Direktur FBI Christopher Wray, Direktur Intelijen Nasional Avril Haines, Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas, dan Direktur Dewan Kebijakan Domestik Susan Rice.
Orang lain dalam daftar adalah Direktur Biro Penjara Federal Michael Carvajal, mantan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton dan mantan kepala CIA Robert Woolsey.
Juga terungkap bahwa Moskow 'menyarankan' duta besar AS untuk Rusia, John Sullivan, untuk pulang ke Washington dan melakukan 'konsultasi rinci' selama pertemuan awal pekan ini.
Duta Besar Rusia untuk AS tidak berada di Washington selama sebulan sejak Biden mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin adalah seorang pembunuh.
Langkah lain Rusia akan menanggapi sanksi terbaru dengan termasuk membatasi jumlah staf non-AS di konsulat dan kedutaan besarnya di Rusia.
Rusia juga akan membatasi jumlah yang disebut Lavrov sebagai visa untuk 'perjalanan jangka pendek' diplomat AS ke Moskow karena alasan yang tidak jelas.
BERITA TERKAIT: